Friday 31 October 2014

4D3N HONG KONG-SHENZEN-MACAU

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus

Mulai USD 760



Itinerary :
Day 1
SURABAYA– JAKARTA (No Meal)    ñ(- 1) 22.35 – 23.55 by Lion Air
JAKARTA – HONGKONG (No Meal)    ñ 05.05 – 08.25 // 10.30-13.30  by Royal Brunei
Hari ini kita berkumpul di Bandara Soekarno Hatta untuk terbang menuju Hongkong. Setibanya di Hongkong kita akan ke Hongkong city tour  mengunjungi REPULSE BAY, VICTORIA PEAK (mid level) dimana kita bisa melihat pemandangan kota Hongkong dan semenanjung Kowloon. Setelah itu kita akan mengunjungi, AVENUE OF STARS untuk melihat telapak tangan bintang-bintang perfilman Hongkong dan pemandangan  Hongkong yang sangat indah. Shopping stop di Toko Ginseng dan JC JEWERLY WORKSHOP. Malam hari shopping di Ladies Market
Hotel : NEWTON PLACE hote *4 or similiar

Day 2 HONGKONG–MACAU-SHENZHEN (B/X/D)          
Setelah sarapan pagi di hotel kita akan menuju ke Macau city tour mengunjungi RUINS OF ST. PAUL’S reruntuhan Gereja yang pernah  menjadi monumen  tercantik di negara-negara Timur karena gaya European Rennaisance-nya, Cake Shop, Leal Senado Square, Fisherman’s Wharf yang dibangun pada abad ke 6 oleh Dinasti Ming. Lalu kita akan mengunjungi kompleks casino terbesar di dunia ini, yakni CITY OF DREAM dan VENETIAN Mall. Bermalam di Shenzhen
Hotel : ROYAL CENTURY HOTEL *4 or similiar

Day 3 SHENZHEN (B/L/D)          
Sarapan pagi di hotel. City tour Shenzhen mengunjungi LOWU MALL, BAMBOO CHARCOAL SHOP, JADE SHOP, SPLENDID of CHINA & CHINA FOLK CULTURE VILLAGE yang merupakan  taman miniatur bangunan-bangunan di China yang menarik. Dan kita juga akan nonton pertunjukan tarian dan akrobat yang sangat menawan hati (2 Show).
Hotel : ROYAL CENTURY HOTEL *4 or similiar

Hari 04:
SHENZHEN – JAKARTA (B/X/X) ñ HKG (14.35) – BWN (17.35) // BWN (22.10) – CGK (23.25) by Royal Brunei        
JAKARTA - SURABAYA (B/X/X) (+ 1) ñ CGK (05.00) – SUB (06.30) by Lion Air        

Hari ini setelah sarapan pagi di hotel, anda bisa berbelanja atau berfoto di sekitar hotel. Sampai waktunya kita akan diantar menuju ke Airport Hongkong untuk kembali ke Jakarta.
 

Wednesday 29 October 2014

Rindu kami kepadamu Ya Rasulullah - | - Saat Ajal Menjemput Rasulullah

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus

Kematian adalah muara kehidupan manusia dan akhir perjalanannya di dunia, tidak ada yang lolos dari lubang jarum kematian, besar dan kecil, tua dan muda, sehat dan sakit, laki-laki dan wanita, semua yang hidup pasti akan meneguk gelas kematian dan memasuki gerbangnya yang berat. Beratnya kematian bisa kita lihat dari sejarah kematian manusia yang terekam kepada kita, bagaimana calon mayit mengalami sakaratul maut yang jika dia bisa berlari darinya niscaya dia akan berlari, tetapi ke mana?

Berikut ini adalah sejarah yang terekam tentang kematian manusia terbaik, sayid para nabi dan rasul, Muhammad saw.

Pada saat tanda-tanda sakit mulai terlihat pada diri Rasulullah saw, beliau bersabda, "Aku ingin mengunjungi syuhada perang Uhud." Beliau berangkat dan berdiri di atas kubur mereka dan berkata, “Assalamu'alaikum wahai syuhada Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului, kami, insya Allah, akan menyusul kalian dan aku pun insya Allah akan menyusul kalian."

Pulang dari sana Rasulullah saw menangis, mereka bertanya, "Apa yang membuatmu menangis ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku rindu kepada saudara-saudaraku." Mereka berkata, "Bukankah kami adalah saudara-saudaramu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku. Adapun saudara-saudaraku, maka mereka adalah kaum yang datang sesudahku, mereka beriman kepadaku dan tidak melihatku."

Tiga hari sebelum wafat, sakit beliau mulai menguat. Waktu itu beliau menginap di rumah Maemunah, beliau bersabda, "Kumpulkan istri-istriku." Para istri berkumpul. Nabi saw bertanya kepada mereka, "Apakah kalian mengizinkanku menginap di rumah Aisyah?" Mereka menjawab, "Kami mengizinkanmu ya Rasulullah." Beliau hendak bangkit, tetapi tidak mampu. Maka datanglah Ali bin Abu Thalib dan Fadhl bin Abbas memapah Rasulullah dari rumah Maemunah ke rumah Aisyah.

Untuk pertama kali para sahabat melihat Nabi saw dipapah. Mereka berkumpul dan bertanya-tanya, "Ada apa dengan Rasulullah, ada apa dengan Rasulullah?" Orang-orang mulai berkumpul di masjid. Dan masjid pun penuh dengan para sahabat.

Nabi saw dibawa ke rumah Aisyah, beliau mulai berkeringat dan berkeringat. Aisyah berkata, "Aku belum pernah seumur-umur melihat orang berkeringat sederas ini." Lalu Aisyah memegang tangan Rasulullah dan mengusap keringat dengan tangan itu. Mengapa dengan tangan Rasulullah saw dan bukan dengan tangannya sendiri? Aisyah menjelaskan, "Tangan Rasulullah saw lebih baik dan lebih mulia dari tanganku. Karena itu aku mengusap keringatnya dengan tangannya dan bukan dengan tanganku." Ini merupakan penghormatan kepada Nabi saw.

Aisyah berkata, aku mendengarnya berkata, “La ilaha illallah, kematian mempunyai sekarat. La ilaha illallah, kematian mempunyai sekarat." Terdengar suara gaduh dari masjid. Nabi saw bertanya, "Ada apa?" Aisyah menjawab, "Orang-orang mengkhawatirkanmu ya Rasulullah." Nabi saw berkata, "Bawalah aku kepada mereka."

Beliau hendak berdiri tetapi tidak bisa, maka beliau disiram air tujuh kali agar sadar, selanjutnya beliau dibawa ke masjid ke atas mimbar. Inilah khutbah terakhir di mana beliau berkata, "Wahai manusia sepertinya kalian mengkhawatirkanku." Mereka menjawab, "Benar ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Wahai manusia, dunia bukanlah pertemuan kalian denganku akan tetapi pertemuan kalian denganku adalah di telaga. Demi Allah seolah-olah diriku melihatnya dari tempat ini. wahai manusia, demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan atas kalian, akan tetapi yang aku takutkan atas kalian adalah dunia. Kalian berlomba-lomba padanya sebagaimana orang-orang sebelum kalian juga berlomba-lomba padanya. Maka ia membinasakan kalian seperti ia telah membinasakan mereka."

Beliau melanjutkan, "Wahai manusia bertakwalah kepada Allah pada wanita aku mewasiatkan agar kalian berbaik-baik kepada wanita." Kemudian beliau melanjutkan, "Wahai manusia sesungguhnya seorang hamba diberi pilihan oleh Allah antara dunia dan apa yang ada di sisiNya maka dia memilih apa yang ada di sisiNya." Tidak seorang pun yang mengerti siapa hamba tersebut, padahal maksud Nabi saw adalah dirinya sendiri, kecuali Abu Bakar. Ketika Abu Bakar mendengar ucapan Rasulullah saw, dia tidak mampu menahan dirinya, tangisannya terdengar di seluruh masjid, dia memotong ucapan Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, kami mengorbankan bapak-bapak kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan ibu-ibu kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan istri-istri kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan harta-harta kami untukmu." Abu Bakar mengulang-ulang ucapannya. Maka orang-orang melihatnya dengan kejengkelan, bagaimana dia berani memotong pembicaraan Rasulullah saw. Rasulullah saw meneruskan, "Wahai manusia, tidak seorang pun dari kalian yang memiliki jasa kepada kami kecuali kami telah membalasnya, kecuali Abu Bakar, aku tidak kuasa membalasnya, maka aku menyerahkannya kepada Allah Taala. Semua pintu ke masjid hendaknya ditutup kecuali pintu Abu Bakar, ia tidak ditutup untuk selama-lamanya."

Beliau dipapah pulang ke rumah. Datanglah Abdur Rahman bin Abu Bakar dengan siwak di tangannya. Aisyah berkata, "Dari pandangan kedua matanya aku mengerti bahwa beliau menginginkan siwak. Maka aku mengambil siwak dari tangan Abdur Rahman dan melunakkannya terlebih dahulu dengan mulutku, seterusnya aku berikan kepada Nabi saw. Jadi ludahku adalah sesuatu yang paling terakhir yang masuk ke dalam mulut Rasulullah saw."

Putri Rasulullah saw Fatimah datang, dia menangis, dia menangis karena dia terbiasa setiap kali datang kepada Nabi saw, Nabi saw berdiri menyambutnya dan mencium keningnya, akan tetapi kali ini Nabi saw tidak kuasa berdiri untuknya. Rasulullah saw berkata kepada Fatimah, "Mendekatlah kemari wahai Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya di telinganya, maka Fatimah menangis. Kemudian beliau berkata kepadanya untuk kedua kalinya, "Mendekatlah kemari ya Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya dan Fatimah tertawa. Setelah Rasulullah saw wafat, Fatimah ditanya tentang hal itu, maka dia menjawab, beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah aku mati pada malam ini.” Maka aku menangis. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah, kamu adalah keluargaku pertama yang menyusulku.” maka aku tertawa.

Lalu Nabi saw bersandar di dada Aisyah istrinya. Aisyah berkata, beliau mengangkat tangannya dan pandangannya ke langit, kedua bibirnya bergerak, yang terdengar oleh Aisyah adalah, “Bersama orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada` dan shalihin, ya Allah ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan kembalikan aku kepada ar-Rafiq al-A’la, ya Allah ar-Rafiq al-A’la.” Kata terakhir terulang tiga kali dan tangannya luruh. Beliau berpulang.

Perisitwa besar ini terjadi di waktu dhuha pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H, usia beliau padsa saat itu enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat satu hari pun yang lebih baik dan lebih bersinar daripada hari kedatangan Rasulullah saw, dan aku tidak melihat satu hari pun yang lebih buruk dan lebih gelap daripada hari kematian Rasulullah saw.”

Sunday 26 October 2014

Kisah Wanita Koma di Tanah Suci

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus

Kisah Pramugari Koma Di Tanah Suci | Kisah ini telah diceritakan oleh seorang pengurus jamaah haji dan umrah, ketika peristiwa itu umur beliau sekitar 20 tahun dan masih menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar. Kebetulan ketika itu beliau balik ke Mekah sebentar untuk menghabiskan cuti semester.

Beliau menetap di Mekah sejak 1981 setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah Agama Gunung Semanggol, Perak. Keluarganya semua menetap di Mekah, kecuali beliau seorang diri, dimana sebelum ini tinggal dengan neneknya di Perak. Walaupun di usia yang muda ketika itu, beliau ditugaskan oleh bapanya, Haji Nasron untuk menguruskan jzmaah haji dan umrah karena beliau adalah anak sulung dalam keluarganya.

Marilah sama-samalah kita hayati kisah ini untuk renungan bersama.

Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah sambil mengurus jamaah haji dan umrah, saya telah melalui pelbagai pengalaman menarik dan pelik. Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai kapanpun. Kisah ini dialami oleh seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an, dia bekerja sebagai seorang pramugari. Kejadian itu terjadi sewaktu saya mengurus satu rombongan haji.

Kedatangan wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bis. Semuanya nampak riang karena itulah kali pertama mereka mengerjakan haji. Setelah sampai, saya membawa mereka menaiki bis dan dari situ, kami menuju ke Madinah.

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar hinggalah kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bis. Turunlah mereka seorang demi seorang hingga tiba kepada giliran wanita tersebut. Tetapi tanpa jelas penyebabnya, begitu kaki menginjak bumi Madinah, tiba-tiba wanita itu tumbang tidak sedarkan diri. Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jamaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. “Jamaah ini sakit” kata saya pada jamaah-jamaah yang lain.
Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jamaah nampak panik dengan apa yang sedang terjadi.

“Badan dia panas dan menggigil. Jamaah ini tak sedarkan diri, cepat tolong saya, kita bawa dia ke rumah sakit,” kata saya.
Tanpa membuang waktu, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jamaah yang lain dihantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh doktor untuk memulihkannya, namun semuanya gagal.

Hingga sore hari, wanita itu masih koma. Sementara itu, tugas mengendalikan jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut terlantar di RS. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi RS untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Bagaimanapun, saya diberitahu dia masih tidak sedarkan diri.

Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sedarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu. Semua usaha sudah dilakukan untuk memulihkannya semuanya gagal, maka wanita itu dihantar ke RS Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan rawatan lanjut sebab pada masa itu RS di Jeddah lebih lengkap kemudahannya berbanding RS Madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil.

Jadual haji mesti diteruskan. Kami bertolak pula ke Mekah untuk mengerjakan ibadat haji. Selesai haji, sekali lagi saya pergi ke Jeddah. Malangnya, ketika sampai di RS King Abdul Aziz, saya diberitahu oleh doktor bahwa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata doktor, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di RS.

Selepas dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya. Tapi setelah melihat wajah saya, wanita tersebut terus memeluk saya dengan erat sambil menangis teresak-esak.

Sudah tentu saya terkejut sebab saya ini bukan mahramnya. Tambahan pula kenapa saja dia tiba-tiba menangis?? Saya bertanya kepada wanita tersebut, “Kenapa Anda menangis?”

“Ustaz….saya taubat dah Ustaz. Saya menyesal, saya takkan buat lagi hal-hal yang tak baik. Saya bertaubat, betul-betul taubat.”
“Kenapa pulak ini Anda tiba-tiba saja mau bertaubat?” tanya saya masih kebingungan. Wanita itu terus menangis teresak-esak tanpa menjawab pertanyaan saya itu.

Seketika kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil iktibar oleh kita semua.

Katanya, “Ustaz, saya ini sudah berumah tangga, kawin dengan lelaki orang putih. Tapi saya silap. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Ibadah satu apa pun saya tak buat. Saya tak sembahyang, tak puasa, semua amalan ibadat saya dan suami saya tak kami kerjakan. Rumah saya penuh dengan botol arak. Suami saya itu saya tendang, saya pukul-pukul saja,” katanya tersedu-sedan.

“Kok bisa anda pergi haji ini?”
“Yalah…saya lihat orang lain pergi haji, saya pun teringin juga pergi.”
“Jadi apa sebab yang Anda menangis sampai macam ini sekali. Ada sesuatu ke yang Anda alami semasa sakit?” tanya saya lagi.

Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan,
“Ustaz…Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma tu, saya telah diazab dengan seksaan yang benar-benar pedih atas segala kesilapan yang telah saya buat selama ini.
“Betul kah ?” tanya saya, terkejut.
“Betul Ustaz. Semasa koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustaz, bukan balasan syurga. Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ni seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan,rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tak bisa saya ceritakan macam mana pedihnya. Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada Allah.”

“Bukan itu saja, buah dada saya pula diikat dan disepit dengan penyepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada saya rentung terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada tu balik.”
Tanpa mempedulikan pasien lain dan juru rawat memerhatikannya wanita itu terus bercerita. Menurutnya lagi, setiap hari dia disiksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi peluang langsung untuk berehat atau dilepaskan daripada hukuman sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih. Dengan suara tersekat-sekat, dengan air mata yang makin banyak bercucuran, wanita itu meneruskan ceritanya,

“Hari-hari saya disiksa. Rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti akan tercabut kulit kepala. Panasnya pula menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak. Azab itu cukup pedih…pedih yang amat sangat…tak bisa diceritakan.”
Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis teresak-esak. Nyata dia betul-betul menyesal dengan kesilapannya dahulu. Saya pula tertegun, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Begitu sekali balasan Allah kepada umatnya yang ingkar.

“Ustaz…saya ni nama saja Islam, tapi saya minum arak, saya main judi dan segala macam dosa besar. Kerana saya suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sedarkan diri itu saya telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Tidak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri sahaja, tapi saya perlu makan buah-buah itu sebab saya betul-betul lapar.
“Bila ditelan saja buah-buah itu, duri-durinya menikam kerongkong saya dan bila sampai ke perut, ia menikam pula perut saya. Sedangkan jari yang tercucuk jarum pun terasa sakitnya, inikan pula duri-duri besar menyucuk kerongkong dan perut kita.

Habis saja buah-buah itu saya makan, saya diberi pula makan bara-bara api. Waktu saya masukkan saja bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan saya rasa seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya.

Selepas habis bara api, saya minta minuman, tetapi…saya dihidangkan pula dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk. Tapi saya terpaksa minum sebab saya sangat dahaga. Semua terpaksa saya lalui…azabnya tak pernah rasa, tak pernah saya alami sepanjang saya hidup di dunia ini.”
Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Terasa sungguh kebesaran Allah.
“Masa diazab itu, saya merayu mohon kepada Allah supaya berilah saya nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti-henti saya memohon. Saya katakan saya akan buktikan bahwa saya tak akan ulangi lagi kesilapan dahulu. Saya berjanji tak akan ingkar perintah Allah dan akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan tampung segala kekurangan dan kesilapan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sembahyang, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan.”

Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas daripada balasannya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak. Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah.

“Ini bukan mimpi ustaz. Kalau mimpi azabnya takkan sampai pedih macam tu sekali. Saya bertaubat Ustaz, saya tak akan ulangi lagi kesilapan saya dahulu. Saya bertaubat… saya taubat Nasuha,” katanya sambil menangis-nangis.
Sejak itu wanita berkenaan benar-benar berubah. Saat saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling warak. Amal ibadahnya tak henti-henti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia cuma akan balik ke biliknya semula selepas sembahyang subuh.
“Mba…mba sembahyang terus-terusan ini kenapa. Mba harus jaga juga kesehatan diri Anda. Lepas sembahyang Isyak itu Anda baliklah, makan nasi kah, istirahat lah…” tegur saya.

“Tak apalah Ustaz. saya ada bawa buah kurma. Bisa saya makan saat saya lapar.”
Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia mengqadakan semula sembahyang yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wanita itu, takut kerana ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit pula. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadat keterlaluan hingga mengabaikan kesihatannya.

“Tak bisa Ustaz. Saya takut…saya dah merasai pedihnya azab tuhan. Ustaz tak rasa, Ustaz tak tau. Kalau Ustaz dah merasai azab itu, Ustaz juga akan jadi macam saya. Saya betul- betul bertaubat.” Wanita itu juga berpesan kepada saya, katanya, “Ustaz, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai tudung, Ustaz ingatkanlah pada mereka, pakailah tudung, jaga lah aurat dengan sempurna.

Cukuplah saya seorang saja yang merasai seksaan itu, saya tak mau wanita lain pula jadi seperti saya. Semasa diazab, saya melihat firman yang Allah beri ialah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada orang lelaki yang bukan mahramnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau 10 orang lelaki bukan mahram tengok sehelai rambut saya ini, bermakna saya mendapat 10 dosa.

“Tapi Ustaz, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, ini bermakna beribu-ribu dosa yang saya dapat. Kalau 10 orang melihat, gimana ? Kalau 100 orang lihat ? Itu sehari, kalau setiap hari kita tak pakai kerudung seperti saya ini ??? Allah…”

“Saya mohon, balik dari haji ini, saya akan minta tolong dari ustaz supaya ajar suami saya sembahyang, puasa, mengaji, buat ibadat. Saya akan ajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Tapi itu semua kesilapan saya. Saya sudah bawa dia masuk Islam, tapi saya tak bimbing dia. Bukan itu saja, saya pula yang jadi seperti orang bukan Islam.”

Sejak balik dari haji itu, saya tak dengar lagi apa-apa cerita tentang wanita tersebut. Bagaimanapun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma?
Tidak. Saya percaya dia berkata benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat Nasuha?
Satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran dan hadis. Adakah ia berbohong ? Benar, apa yang berlaku itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara ilmiah, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib?
Janganlah saat kita sudah meninggal dunia, saat kita sudah diazab barulah kita mahu percaya bahawa “Oh… memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal…” Itu dah terlambat.

Firman Allah yang artinya :
“Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat itu meminta (secara mengejek-ejek) supaya disegerakan kedatangannya, dan (sebaliknya) orang-orang yang beriman merasa takut ngeri kepadanya serta mereka mengetahui dengan yakin bahawa ia adalah benar. Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang yang membantah mengenai hari kiamat itu, tetap berada dalam kesesatan yang jauh terpesong.” (Asy-Syuura 42:18)

Wallahu’alam….

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...