Sunday 18 July 2010

Pemasaran Getok Tular

Pemasaran Getok Tular


Jangan remehkan mulut konsumen, karena berdampak langsung pada bisnis kita. Konsumen yang puas akan berbicara kepada 3 orang lain, konsumen yang tidak puas berbicara ke 11 orang. Jadi mulailah mempertimbangkan mulut konsumen.



Dari sekian banyak teknik komunikasi pemasaran ada satu teknik yang seakan disepelekan atau malah terlupakan. Padahal, sejumlah pakar mengakuinya dan terbukti sebagai teknik yang paling ampuh. Itulah pemasaran getok tular (word-of-mouth marketing).



Nama baik ternyata sangat mahal. Reputasi itu dibangun selama bertahun-tahun melalui berbagai atribut dan tindakan nyata. Namun yang unik, kita menyaksikan bahwa citra positif A-RAYA Travel bukan dibangun melalui iklan atau program kehumasan yang canggih, tetapi lewat disiplin para crew nya dan pelayanan yang menyenangkan. Fenomena ini menunjukkan betapa hebatnya pengaruh komunikasi berantai dari mulut ke mulut. Dalam bahasa konseptual, kasus itu menjadi fenomena "pemasaran getok tular"



Prinsip 3:33. Artinya, dari tiga orang yang menyebarkan cerita positif, ada 33 orang lain yang menyebarkan berita negatif. Cerita atau berita getok tular bukan hanya lewat komunikasi langsung tatap muka atau lewat telepon, tapi kini bisa menyebar melalui surat pembaca, bahkan pernah seorang mahasiswa mohon ijin ke saya utk mempelajari gaya pemasaran A-RAYA dalam pembahasan studi kasus dalam persiapan tugas akhir nya, atau Cerita / berita getok tular bisa dalam bentuk presentasi dengan klien atau rekanan, diskusi dalam seminar, perbincangan di radio atau televisi, berita di media massa, ulasan pengamat (seperti juga tulisan ini), analisis atau contoh yang ditulis dalam buku, surat elektronik (e-mail) atau internet, dan banyak lagi.



Prinsip penting lain yang perlu diterapkan dalam pemasaran getok tular adalah berusaha melampaui harapan konsumen, jangan hanya sebatas membuat mereka puas. Selanjutnya dengarkan kata orang dalam (karyawan); beri penghargaan pada karyawan yang menyebarkan berita positif, tunjukkan pada konsumen bahwa kita benar-benar ingin mengurangi keluhan mereka, binalah konsumen yang loyal untuk menjadi maskot andalan penyebar cerita positif, tunjukkan komitmen dan teladan dari atasan.



Pertanyaannya...Rugikah mengubah konsumen kecewa jadi konsumen pembela ? Sia-siakah mengubah antipati jadi simpati ? Tentu tidak. Bayangkan kerugian yang timbul bila konsumen menyebarkan cerita negatif kepada banyak orang, atau menulis surat pembaca. Bayangkan juga keuntungannya bila pelanggan yang puas menceritakan kepuasannya kepada banyak orang, lalu melayangkan pujian lewat surat pembaca dan menjadi pelanggan tetap.



Anda masih belum yakin ? Bila ya..Itu karena anda belum mencobanya

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...