Wednesday 18 January 2012

Dimana Nyali Kita ????

Welcome To A-RAYA Tour and Travel....


Seorang teman baru saja mengalami kebangkrutan. Beberapa teman dan kolega, berbisik-bisik bergosip ria, membahas kebangkrutan itu. Hampir semuanya menyalahkan tentang sikap teman kami yang terlalu berani mengambil resiko besar. Sehingga akhirnya jatuh terperoksok dalam kebangkrutan. Serba salah memang. Terkadang didepan mata datang sebuah peluang. Tetapi kita takut mengambilnya. Sehingga peluang itu raib begitu saja. Dan kita malah diejek tidak punya nyali atau keberanian. Sebaliknya, peluang datang, kita sambar, akhirnya bangkrut, lagi-lagi yang disalahkan nyali dan keberanian kita. Disini kita dianggap ceroboh terlalu bernyali. Serba salah kan ? Andaikan saja nyali atau keberanian, dijual dalam bentuk permen, saya pasti akan selalu sedia didalam kantong hehehe
Sayangnya nyali atau keberanian tidak dijual sepraktis dalam kemasan permen. Keberanian atau nyali lebih mirip dengan stamina. Bayangkan.. kita lagi ikut lomba marathon. Kita sudah lari sekian lama, otot kita sudah nyeri dan pegal-pegal. Nafas kita pendek-pendek. Badan sudah mandi keringat. Dan didepan kita 100 meter lagi terlihat pita garis finish. Pada detik itulah, kita yang memutuskan. Menyerah dan menjatuhkan diri kita kebumi. Atau sekali lagi menarik nafas dalam-dalam, mengerahkan semua otot dan tenaga kita untuk lari lagi dan merangkul pita finish. Itulah nyali atau keberanian. Mirip extra stamina. Tidak semua orang memilikinya. Konon hanya para juara yang terlatih memiliki dan memahaminya.
Tapi...Kabar baiknya nyali atau keberanian bisa dilatih. Tetapi syarat utama harus dipenuhi terlebih dahulu. Yaitu kita harus punya mental juara. Juara bisnis, umumnya punya naluri untuk masuk ke bisnis yang mereka yakin akan menang. Jadi misalnya ada peluang bisnis dengan resiko kecil, tetapi kita tidak memahami bisnis itu, jangan gegabah untuk mencoba masuk kebisnis itu. Lebih dari 70% bisnis yang gagal, kebanyakan disebabkan oleh gagal manajemen. Artinya peluangnya bagus, tetapi gagal karena manajemennya salah urus. Kadang latah dan ikut-ikutan menjadi penyebab gagal manajemen dalam kasus ini. Misalnya saja, sekarang sedang tren bisnis travel agent, maka kita rame-rame ikut buka travel agent. Karena kurang pemahaman, biasanya kita terjebak berbuat kesalahan yang terlihat sepele pada awalnya, lalu menumpuk menjadi kesalahan berlapis yang cenderung menjadi awal bencana.
Juara bisnis kadang, masuk kedalam sebuah bisnis yang berisiko tinggi. Tapi ia punya pengalaman dan pemahaman yang mendalaman. Dalam kasus ini, ia cuma mengambil posisi ”underdog” saja. Ibarat lomba mobil Formula Satu, ia tidak mendapat start didepan. Biasanya ia punya perhitungan untuk menyalib didalam pertarungan didepan. Itu sebabnya ia terlihat memiliki nyali atau keberanian. Nyali atau keberanian seringkali datang bukan karena nafsu yang sifatnya tiba-tiba melainkan karena perhitungan khusus, yang didapat para juara bisnis dari bertahun-tahun pengalaman.
Kalau kita pengen belajar punya nyali atau keberanian dalam bisnis, ada sejumlah tips yang saya baca dan kumpulkan dari para juara bisnis. 

Pertama-tama nyali atau keberanian, datang dari pengalaman dan kefasihan. Kalau kita sudah berpengalaman dan fasih naik sepeda, maka kita berani naik sepeda dengan gaya lepas tangan. Bayangkan dirumah kita ada tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai 2. Tangganya sedikit curam. Tetapi karena kita sudah sangat sering menggunakan- nya maka kita bisa saja naik dan turun tangga dengan setengah beralari dan cepat sekali. Jadi nyali dan keberanian, sumbernya adalah pengalaman. Yang kita harus lakukan adalah memberdayakan pengalaman kita. Ini langkah awalnya.
Kedua, juara bisnis selalu mulai dengan sesuatu yang kecil dan melakukannya perlahan-lahan. Istilah keren-nya ”starts small and slow”. Juara bisnis hampir semuanya memiliki rute sukses dengan pola ini, kecil dan perlahan-lahan. Saya pernah baca kisah sukses seorang pengusaha tentang teori ini. Dia bilang, bahwa dalam bisnis, hitungan yang paling penting adalah ”exit strategy”. Kalau bioskop atau gedung perkantoran, harus ada ”emergency exit”, maka dalam bisnis situasinya juga mirip. Dalam bisnis, ada pameo yang mengatakan ”jangan mudah menyerah !”. 

Sharing yang terakhir, rada unik. Menurut seorang juara bisnis, setiap bisnis pasti punya risiko. Ada yang besar dan ada yang kecil. Yang besar risikonya membuat kita tidak nyaman dan mengagalkan nyali atau keberanian kita. Tetapi kalau kita mundur, sebenarnya itu resiko juga. Bisa saja peluang itu akhirnya diambil oleh kompetitor kita, yang belakang hari bukan mustahil akan merepotkan kita. Kadang ini perhitungan yang sering diambil oleh para juara bisnis. Seorang pengusaha bercerita bahwa ia sering dikritik serakah dan tanpa perhitungan, karena banyak mengambil bisnis-bisnis resiko tinggi. Ia bercerita bahwa motif sesungguhnya adalah justru ia ingin memagari kompetitornya. Orang lain yang tidak tahu ceritanya, selalu menganggap ia bernyali besar. Padahal ia justru penuh perhitungan.
Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...