Sunday 26 August 2012

AMBISI, KENYATAAN, dan IKHTIAR

Welcome To A-RAYA Tour and Travel....


Suara alarm HP, memaksa saya terbangun pagi-2 buta...maklum, setting alarm untuk sahur kelupaan untuk di non aktifkan. Yah...karena dah gak bisa tidur lagi, akhirnya tersentil buat pengen nengok-2 sekaligus kalo lagi ketemu mood pengen bikin catatan baru di FB. Banyak status-2 temen-2 di FB yg sdh beredar pagi-2..mulai dari yg galau, yg semangat hingga yg mulai nggelar dagangan. Baik yg galau, yg semangat maupun yg lagi nggelar dagangan...kalo diruntut, semua pasti bermuara pada sebuah keinginan untuk mendapatkan sesuatu (ragam tujuan, ragam cara). 

Yups..keinginan..ambisi...goal atau apapun itu...yg jelas banyak harapan yg pengen dicapai.
Nah kali ini lha kok ya saya pengen coret-coret tentang arti penting antara ambisi, kenyataan dan ikhtiar...(mudah-mudahan gak terlalu berat buat dibaca dan dicerna..hehehe). 

Ambisi bisa diartikan sebagai keinginan yang besar untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Ketika kita memiliki suatu goal atau tujuan di akhir, maka pertanyaan berikutnya seberapa besar keinginan kita untuk mencapainya. Mereka yang hanya sekedar-sekedar saja dalam menginginkan goalnya tentu saja pada akhirnya yang dicapai juga hanya sekedar-sekedar, tidak bisa maksimal.

Trus.. apa bedanya ambisi dengan motivasi ? Kalo ambisi adalah keinginan yang begitu kuat untuk mencapai sesuatu, maka motivasi adalah hal-hal yang mendorong kita untuk mewujudkan ambisi itu tadi. Ambisi tanpa motivasi biasanya hanya akan tumbang di tengah jalan.

Hubungan antara goal, ambisi, dan motivasi bisa dianalogikan seperti ketika kita hendak bepergian ke suatu tempat, katakanlah ke Surabaya. Maka Surabaya bisa dibilang sebagai goal. Nah, letak ambisi adalah pada keinginan kita. Kita bener-bener ingin atau tidak pergi ke Surabaya. Sedangkan motivasi lebih kepada bahan bakar atau perbekalan. Cukup ngga sih, bekal kita untuk pergi ke Surabaya. Kalau bekal habis di jalan ya wassalam…

Sedangkan Kenyataan bahasa gampangnya adalah kondisi atau keadaan Kita saat ini. Kalau dikaitkan dengan ambisi, kenyataan lebih pada faktor-faktor yang mempengaruhi peluang keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang menjadi ambisi kita. Galau sih boleh...tapi kalo kita cuman berdiam diri tanpa berpikir dan bertindak sesuatu untuk menghilangkan kegalauan kita...ya siap-2 aja jadi penghuni RSj...hehehe. Semangat pun boleh-2 aja..baik bahkan...tapi kalo semangat cuma ada dihati tanpa dibuktikan dengan tindakan ya percuma aja. Nggelar dagangan di FB pun gak salah...manjur bahkan..asal dengan itu semua kita tidak lupa untuk jemput bola juga.

Naaahhh... kalo sudah menganalisis kenyataan yang ada, maka selanjutnya kita bisa mengoptimalkan point selanjutnya yaitu… USAHA atau ikhtiar ! Pada saat kita menganalisis kenyataan yang ada, maka akan kita dapati beberapa kelemahan yang mungkin menjadi penghalang dalam pencapaian suatu ambisi. Disini ada 2 sikap yang bisa kita ambil. Pertama adalah mengganti ambisi dan goal yang sudah ditetapkan. Kedua adalah mencari solusi atas kekurangan itu, dan menjadikannya kekuatan untuk mendukung kita mencapai goal.

Biasanya, ketika kita sudah sangat menginginkan sesuatu, sangat jarang langkah pertama ditempuh. Namanya juga sangat menginginkan sesuatu, pastinya gak bisa begitu saja mengubahnya. Sayangnya, masih banyak juga yang pada akhirnya terjebak dalam angan-angan palsu, ambisi yang tidak tercapai. Menginginkan sesuatu, tapi karena kenyataan tidak mendukung lantas menyerah. Ambisi dan goalnya sih tetap, tapi usahanya itu loh.

Banyak yang merasa ketika dia bisa menjual, maka dia merasa sebagai seorang marketing yg handal...akhirnya berkesimpulan bisa menggelar dagangan dan dagangan itu ditongkrongin aja tiap hari, padahal dia lupa bagaimana seharusnya kita meng edukasi pasar untuk bisa mengenal kita dan produk kita hingga akhirnya membuat konsumen datang atau menghubungi kita untuk tertarik menanyakan produk kita. Diawal-awal mungkin akan berhasil karena konsumen masih berpikir bahwa produk yg kita jual adalah produk yg sama dengan yg sebelumnya dan mereka masih menyimpan no telp kita (padahal kita dah berganti baju). Tapi lambat-laun, konsumen akan tau dan bisa membedakan mana yg sesuai dengan keinginan mereka dan mana yg tidak.

Maka dari itu, kita perlu melakukan langkah kedua. Analisis kenyataan yang ada pada diri kita, dan cari solusi atas kekurangan itu, jangan lupa eksekusinya. Percuma dong dianalisis melulu tapi ngga ada tindakannya sama sekali. Sama dengan bepergian tadi. Rencana matang, fasilitas mendukung, perbekalan dan bahan bakar oke tapi ngga jalan-jalan juga ya tidak akan sampai ke Surabaya

Semoga catatan singkat ini bisa bermanfaat. Saya mau mandi dan bersiap silaturahim ketempat sodara yg lain, mumpung suasana nya masih syawal dan kue-2 mereka blm pada habis...hehehe

See U....Wassalam,

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...