Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus
Saudariku, sebagian wanita mengabaikan beberapa kesalahan yang dapat
menggoncang keharmonisan rumah tangga. Berikut ini kesalahan-kesalahan
yang perlu kita hindari sebagai seorang istri agar bahtera rumah tangga
senantiasa utuh dan kecintaan suami senantiasa bersemi.
1. Menceritakan kecantikan wanita lain kepada suami
Saudariku, sadarilah bahwa termasuk kesalahan ketika seorang istri
menceritakan dan menggambarkan kecantikan wanita lain kepada suaminya.
Tindakan ini seperti mengasah pisau yang sewaktu-waktu dapat melukai
diri sendiri.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah seorang wanita bermubasyarah
(bergaul akrab) dengan wanita lain kemudian dia menggambarkan keadaan
wanita itu kepada suaminya seakan-akan suaminya melihat langsung wanita
itu.” (HR Bukhari).
Hikmah di balik larangan ini adalah untuk menghindarkan suami agar
tidak tergoda atau tergiur oleh wanita yang digambarkan istrinya, yang
dapat mengakibatkan suami tersebut menceraikan istrinya. Oleh karena
itu, sebagai istri yang cerdas, sudah selayaknya kita mengambil
pelajaran dari larangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
tersebut.
Sesungguhnya banyak kejadian nyata tentang suami-suami yang
menceraikan istri-istrinya disebabkan oleh ulah istrinya sendiri yang
suka menggambarkan kecantikan wanita lain kepada suaminya dengan
gambaran yang detail.
Saudariku, sesungguhnya penggambaran itu sendiri sudah diharamkan
meskipun tidak mendatangkan musibah seperti di atas. Bukankah seorang
muslimah diwajibkan untuk berhijab agar auratnya tidak terlihat oleh
laki-laki yang bukan mahramnya? Lalu apa jadinya jika kita menggambarkan
keadaan seorang wanita kepada suami kita? Bukankah itu sama artinya
kita menyibak hijabnya dan menelanjanginya? Semoga kita berhati-hati
dalam masalah ini agar tidak terjebak pada musibah dan dimurkai Allah.
2. Berhias tidak pada tempatnya
Saudariku, percayakah engaku bahwa wanita adalah perhiasan? Tanpa
polesan dan hiasan sekalipun, seorang wanita adalah perhiasan yang
menawan. Lalu apa jadinya jika perhiasan itu diperindah dan dipercantik
dengan pakaian dan polesan? Tentu saja ia akan semakin mempesona dan
menggoda.
Tentu saja bukan hal yang salah ketika seorang wanita berdandan
cantik dan mengenakan pakaian yang indah karena dengannya ia terlihat
semakin sempurna. Hanya saja, yang sering terjadi adalah tindakan yang
salah dalam menempatkan diri. Berapa banyak kita jumpai wanita yang
begitu memperhatikan penampilan dan dandanan ketika keluar rumah, tetapi
mengabaikan semua itu saat di rumah, saat di depan suaminya.
Seakan-akan wanita ini tidak mempunyai rasa hormat dan peduli kepada
suaminya. Suami yang punya rasa cemburu tentu tidak akan rela
diperlakukan seperti ini.
Saudariku, sadarilah bahwa tindakan seperti ini merupakan kesalahan
yang fatal. Hal ini dapat membuka pintu fitnah di mana suami melakukan
selingkuh, istri digoda lelaki lain, hingga terjadinya perceraian.
Semoga kesalahan fatal seperti ini tidak terjadi pada dirimu, saudariku.
Suamimulah yang paling berhak untuk menikmati penampilan tercantikmu,
jadi jangan abaikan dia.
3. Sambutan yang tidak tepat ketika suami tiba di rumah
Saudariku, kesalahan yang dilakukan oleh sebagian besar istri adalah
ketika suaminya baru tiba di rumah dan belum juga menguap rasa penatnya,
sudah disuguhi dengan berbagai persoalan dan kebutuhan rumah tangga.
Tagihan listrik yang belum dibayar, pusingnya mengurusi anak-anak, uang
belanja yang menipis, dan sebagainya. Bisa jadi suami menanggapi suguhan
tidak menyenangkan itu, tapi jika sering dilakukan maka dapat
menimbulkan rasa bosan dan jenuh. Karenanya, sebagai istri yang pintar,
engkau tentu akan menunda semua itu dan menunggu waktu yang tepat untuk
mengutarakannya.
4. Memasukkan seseorang yang tidak disukai suami ke dalam rumah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dan sesungguhnya
kalian (wahai para suami) mempunyai hak atas mereka (para isteri) yaitu
hendaknya mereka tidak memasukkan ke rumah kalian seseorang yang tidak
kalian sukai, maka jika mereka melakukan hal itu maka pukullah mereka
dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Dan mereka juga punya hak atas
kalian yaitu menafkahi mereka dan memberikan mereka pakaian secara
ma’ruf.” (HR Muslim, Ibnu Majah, An-Nasa’i, Abu Dawud, dll)
Saudariku, perhatikanlah hal ini. Berapa banyak istri yang
mengabaikannya sehingga timbullah kerusakan di dalam rumah tangga.
Seorang suami adalah imam yang wajib ditaati perintahnya selama tidak
keluar dari syariat. Suami berhak melarang istrinya memasukkan
orang-orang tertentu ke dalam rumah dan larangan ini wajib ditaati,
meskipun saat itu suaminya sedang tidak berada di rumah dan tidak
mengetahui hal itu.
Larangan tersebut tidak terbatas hanya untuk laki-laki yang tidak ada
hubungan kerabat dengan istri, tetapi larangan dalam hadist tersebut
juga mencakup larangan memasukan kerabat atau teman-teman wanita yang
tidak disukai suami. Hal ini didasarkan kepada kemungkinan orang yang
tidak disukai suami masuk ke dalam rumah dan bermaksud merusak hubungan
suami istri tersebut. Orang itu dapat menghembuskan fitnah yang
memancing kemarahan atau kecurigaan istri kepada suaminya sehingga
terjadilah malapelaka.
5. Meninggalkan rumah tanpa izin suami
Hal yang dianggap ringan oleh sebagian wanita adalah meninggalkan
rumah tanpa izin suami. Mereka menganggap tindakan ini sebagai sesuatu
yang wajar, sepele, dan biasa saja. Padahal agama yang mulia ini
melarang keras tindakan tersebut.
Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak halal bagi seorang wanita keluar rumah
tanpa izin suaminya. Jika ia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti
ia telah berbuat durhaka, bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta
layak mendapat hukuman.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak halal bagi
seorang wanita untuk berada di rumah suaminya sedangkan suaminya tidak
suka (ridha) dan janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak
ridha. Janganlah mentaati seorang pun di rumah suaminya (selain
suaminya), janganlah ia menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi
ranjang suaminya dan janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia
(suaminya) lebih dhalim darinya (wanita) sampai (si istri) mencari
keridhaan suami. Maka jika suami ridha dan menerimanya, maka itu suatu
kenikmatan baginya (wanita). Allah akan menerima udzur-udzurnya dan akan
berserilah wajahnya dan ia tidak berdosa, tapi jika suami menolak untuk
ridha kepadanya maka sungguh ia telah menyampaikan udzur-udzurnya.” (HR
Baihaqi)
Saudariku, sebagai wanita muslimah, kita perlu berhati-hati dalam
setiap tindakan agar tidak menyebabkan kemurkaan Allah. Perlu engkau
ketahui bahwa meninggalkan rumah bukanlah hal yang tepat untuk mengatasi
persoalan. Justru persoalan yang sudah ada akan berkembang menjadi
lebih rumit.
Meninggalkan rumah tanpa seizin suami berarti mengabaikan hak-hak
suami untuk dilayani di rumah. Tindakan seperti ini hanya memperkeruh
suasana dan merusak keharmonisan rumah tangga. Sebagian wanita berpikir
bahwa meninggalkan rumah dapat menjadi solusi bagi persoalan rumah
tangga, menarik simpati suami, menunjukkan eksistensi diri di depan
suami. Sungguh, ini perbuatan tercela yang dilarang Allah. Suami pun
akan merasa tidak dihargai dan merasa dilecehkan.
6. Menunda-nunda perintah suami
Salah satu peran istri dalam rumah tangga adalah melayani suami. Oleh
karena itu, wajar jika suami minta ini itu kepada istrinya. Tapi tak
jarang, istri enggan menuruti permintaan suami atau sengaja menundanya.
Misalnya suami minta dibuatkan kopi, dibuatkan ketikan, diambilkan alat
tulis, semuanya terkesan sepele. Akan tetapi, jika istri menyepelekan
pemintaan suami dan hal itu menjadi kebiasaan, maka akan timbul
kekesalan di hati suami. Suami merasa tidak dihargai dan diremehkan.
Saudariku, sadarilah bahwa kewajibanmu adalah menaati semua perintah
suami sekalipun di matamu itu hal yang sepele, selama perintah itu tidak
keluar dari jalur syari’at. Pahamilah hal ini dan jangan menganggapnya
sebagai hal yang bisa diabaikan. Jika engkau bisa bersegera memenuhi
panggilan dan melaksanakan perintahnya, jangan terpikir untuk
menunda-nunda. Jadilah istri yang menyenangkan hati suami.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik isteri
ialah yang dapat menyenangkan hati suaminya apabila engkau (suami)
melihatnya dan apabila disuruh dia menurut perintahmu, dan dia dapat
menjaga kehormatan dirinya dan hartamu ketika engkau tiada di rumah. ”
(Riwayat Thabrani)
7. Bersahabat akrab dengan orang yang tidak disukai suami
Saudariku, adakalanya suami kita tidak menyukai orang-orang tertentu
di sekitar kita. Tentu saja rasa tidak sukanya itu mempunyai alasan.
Bisa jadi suami melihat ada akhlak dari orang tersebut yang tidak baik
atau kedekatan dengan orang tersebut dapat menimbulkan lebih banyak
madharat daripada kebaikan.
Sebagai seoraang istri, kita perlu peka terhadap hal ini dan tidak
mengabaikannya. Jangan sampai kita bersahabat akrab dengan seseorang
sementara orang itu tidak disukai suami. Pengabaian seperti ini dapat
merusak keharmonisan rumah tangga. Bisa jadi orang yang tidak disukai
suami tersebut mencari-cari aib rumah tangga yang sudah disimpan rapat,
kemudian ia sebarluaskan kepada orang lain. Atau juga kehadirannya bisa
memberi pengaruh buruk pada akhlak seorang istri sehingga ia berani
menentang suaminya.
Pernah terjadi dalam sebuah rumah tangga yang mana istrinya
bersahabat baik dengan seorang wanita yang tidak disukai suaminya.
Beberapa kali sang suami mengingatkan istrinya agar menjauhi wanita
tersebut. Akan tetapi sang istri tidak juga melakukannya. Hasilnya,
beberapa kali rahasia rumah tangga mereka terkuak keluar dan bahkan
sempat terjadi perseteruan antara suami dan istri tersebut akibat ulah
wanita sahabatnya. Sang istri akhirnya menyadari kesalahannya dan
membuat jarak dengan wanita sahabatnya itu. Alhamdulillah belum
terlambat, sepasang suami istri ini terhindar dari malapelata yang lebih
besar dan kehidupan rumah tangga mereka semakin harmonis setelah sang
istri menuruti peringatan suaminya.
8. Senang membicarakan kejelekan orang lain
Sudah menjadi fitrahnya seorang wanita lebih banyak berbicara
daripada laki-laki. Dan salah satu kelemahan orang yang banyak bicara
adalah mudah tergelincir dalam kesalahan akibat pembicaraannya. Oleh
karena itu saudariku, kita perlu berhati-hati menjaga gerak lidah yang
tidak bertulang ini. Bagaimana pun juga, lidah yang kecil ini dapat
membawa bencana jika tidak dijaga dengan baik.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى
أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن
يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka(yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita(mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) ….” (QS
Al-Hujurat [49]: 11)
Allah telah memperingatkan kita agar tidak mengolok-olok atau
menjelekkan orang lain. Dan pada ayat di atas, setelah disebutkan
janganlah suatu kaum mengolok-olok, masih diulang lagi penyebutan jangan
pula wanita-wanita(mengolok-olok). Ini menunjukkan betapa wanita
berpeluang lebih besar untuk membicarakan kejelekan orang lain. Bahkan
sering kita jumpai beberapa wanita duduk berkumpul dan terlihat asyik,
ternyata mereka sedang menggunjing, sedang dalam majelis ghibah.
Terkadang seorang istri membicarakan kejelekan orang lain dengan
maksud untuk menarik perhatian suaminya, menjadikan hal itu bahan
pembicaraan agar suaminya bisa diajak ngobrol. Akan tetapi, ketahuilah
bahwa suami tidak menyukai hal itu. Baginya, hal seperti itu hanya
membuang waktu dan tidak membei manfaat sedikitpun. Kebiasaan
membicarakan kejelekan orang di depan suami bisa jadi malah membuat
suami mempertanyakan akhlak kita sebagai istrinya.
9. Membandingkan suami dengan lelaki lain
Siapapun orangnya, tentu tidak akan suka dibanding-bandingkan dengan
orang lain. Begitu juga seorang suami, dia tidak akan senang
dibandingkan dengan suami orang. Hal ini hanya akan menumbuhkan
kebencian dan rasa curiga suami kepada istrinya.
Barangkali sebagian wanita membandingkan suaminya dengan orang lain
dengan maksud untuk memotivasi. Namun hal ini tidaklah akan mencapai
hasil yang diinginkan, justru yang terjadi adalah kerusakan. Sebagai
misal seorang istri berkata kepada suaminya, “Itu Pak Fulan, orangnya
terlihat gesit, supel, aktivitas sosialnya bagus. Penampilannya juga
selalu rapi dan bersih.” Mungkin si istri bermaksud memotivasi suaminya
agar berperan lebih baik. Akan tetapi, yang ditangkap oleh suami
seringnya justru berbeda. Suami akan tersinggung dan merasa dilecehkan
karena dibandingkan dengan laki-laki lain. Selain itu, hal ini juga
dapat memicu kecurigaan suami bahwa istrinya ternyata memperhatikan
laki-laki secara detail. Keadaan seperti ini dapat menjadi gerbang
kehancuran bahtera rumah tangga.
Oleh karena itu saudariku, ketika muncul rasa kagum kepada laki-laki
lain, jangan buka hal itu kepada suami. Disimpan di hati pun jangan.
Segera buang jauh-jauh dan perhatikan segala kebaikan suami sehingga
engkau akan menemukan bahwa dialah orang yang paling tepat menjadi
pendampingmu.
10. Banyak bicara
Banyak bicara merupakan sikap yang berlebihan dan ini sering kita
jumpai pada kebanyakan wanita. Banyak bicara menyebabkan pelakunya lebih
mudah tergelincir daripada tidak. Dalam hal ini, Allah dan Rasul-Nya
tela mengingatkan kita untuk menjaga lisan agar tidak jatuh pada
ketergelinciran.
Allah berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaaf [50]: 18)
Di dalam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir menuliskan, “Disebutkan bahwa
Imam Ahmad mengeluh ketika sakit. Kemudian ia mendengar Thawus berkata,
Malaikat mencatat segala sesuatu hingga suara keluhan. Imam Ahmad pun
tidak pernah mengeluh lagi hingga meninggal dunia, semoga Allah
merahmatinya.”
Sebagian ulama juga berkata, “Jikalau seandainya kalian yang
membelikan kertas untuk malaikat yang mencatat amalan, sesungguhnya
kalian akan memilih lebih banyak diam daripada banyak bicara.”
Allah juga berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS
An-Nisaa’ [4]: 114)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda, “Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik
atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang
yang paling aku benci dan paling jauh dariku di akhirat nanti adalah
orang yang paling jelek akhlaknya, orang yang banyak bicara, orang yang
berbicara dengan mulut yang dibuat-buat dan orang yang sombong…” (Shahih
al-Jami’ash-Shaghir)
Abu Darda’ berkata, “Lebih berlaku adillah terhadap telingamu
daripada lidahmu! Karena tidaklah diciptakan telinga itu dua kecuali
agar kamu lebih banyak mendengar daripada berbicara.” (Mukhtashar Minhaj
al-Qashidin, Ahmad bin Qudamah al-Maqdisi)
Saudariku, berbagai dalil dan perkataan para ulama di atas sudah
seharusnya menyadarkan kita betapa bahayanya lisan. Sebagai seorang
istri, terlalu banyak bicara dapat membuat suasana hati suami menjadi
keruh. Selain itu, banyak bicara dapat membuat lidah kita tergelincir
dari membuka aib rumah tangga, menggunjing orang, dan hal-hal tercela
lainnya.
11. Suka menggerutu dan berkeluh kesah
Saudariku, tahukah engkau bahwa seorang laki-laki paling benci kepada
wanita yang suka menggerutu dan mengeluh tentang hal yang terlihat
sepele? Mempunyai tetangga yang menyebalkan, anak rewel dan susah
disuruh makan, kemahalan belanja di tukang sayur keliling, baju
kesayangan yang terpaksa sobek karena kecantol paku, dan sebagainya,
semuanya seakan antre ingin dikeluhan kepada suami. Seperti nyamuk yang
terbang kian kemari, suaranya seperti kepak sayap nyamuk yang tidak
mengenakkan telinga. Padahal segala yang dikeluhkan itu tidak untuk
mencari jalan keluar, hanya sekedar menumpahkan kekesalan hati yang
dibuat sendiri.
Saudariku, percayalah bahwa mengeluh dan menggerutu setiap hari
kepada suami tidak akan membuatnya terkesan dan menaruh simpati. Apalagi
jika engkau mengeluh pada saat yang tidak tepat, di mana suami sedang
lelah sepulang kerja, banyak tugas menumpuk. Hal ini justru dapat
membuat suami enggan berlama-lama di dekatmu.
Batam : Komp. Ruko Panbil Blok E No 8 Mukakuning Batam (Layanan 24 Jam WA/Phone: 0813 6445 8405) Pin BB. 5B8798FB Surabaya : Komp. Niaga Sentosa 3A, Jl Letjend Sutoyo 140 Medaeng, Phone 031-8547791, 0822 3292 3828, 0857 0494 5612
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy
Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...
-
Welcome To A-RAYA Tour and Travel.... Apakah Anda sudah siap untuk ikut menikmati berbagai kemudahan dan peluang penghasilan yang besar da...
-
Welcome To A-RAYA Tour and Travel.... Dear Valued Customer, 10 Mei 2012 hari ini...PT. Auwliya Raya Lintas Persada atau yang lebih fa...
No comments:
Post a Comment
Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain