Friday 12 November 2010

Let's Go Entrepreneurs !

Welcome To A-RAYA Travel

Let's Go Entrepreneurs!


dikutip dari berbagai sumber.

Banyak individu di Indonesia masih pesimis menjadi seorang wirausahawan, karena sudah merasa mapan pada pekerjaannya di kantor. Bahkan mereka yang mencibir dan berkata sinis tentang 'membuat bisnis sendiri' jumlahnya lebih banyak lagi.Kata-kata seperti, "Ah, buang uang dan waktu," atau "ngapain susah, gaji bulanan masih memadai koq", mungkin terucap dari mulut mereka.

Kenyataannya sebagian dari mereka akan kaget dan stres berat, ketika diberhentikan dari pekerjaannya. Mereka bingung karena diberikan pada pilihan yang sulit, mendadak 'pensiun dini' dan kehilangan sumber penghasilan satu-satunya. Padahal 'periuk nasi' dan kebutuhan hidup sehari-hari masih harus terus dipenuhi. Cari kerja yang baru pun bukan suatu hal yang mudah saat ini.

Bila anda merasa sudah nyaman di tempat kerja yang sekarang, sebaiknya anda harus waspada. Pernahkah anda membayangkan, akan terdepak keluar dari lingkaran 'comfort zone' tersebut. Siapkah anda? Apakah anda sudah memiliki rencana darurat untuk mengatasi masalah tersebut? Syukurlah kalo anda akan bilang, "Ya, saya sudah siap!" berarti anda akan terhindar dari suatu masalah besar yang akan datang menghadang.

Parahnya, apabila anda belum siap menghadapi kenyataan dan pesangon atau uang tabungan yang anda miliki pun sebentar lagi akan habis. Pemasukan bulanan tetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat dibutuhkan, namun tiada kunjung mendapat pekerjaan baru. Pada saat itu seseorang baru menyesali dirinya, kenapa dia tidak memiliki usaha sampingan sejak dulu. Sesal kemudian, benar tidak ada gunanya.

Mengapa masih banyak orang yang menganggur dan sulit mencari pekerjaan, padahal mereka pintar dan berpendidikan tinggi? Dulu mungkin tidak sulit mencari pekerjaan, malah orang susah untuk menuntut ilmu karena keterbatasan guru dan fasilitasnya. Sekarang, jumlah institusi pendidikan lebih banyak dibanding jaman dulu. Mengapa semakin banyak mereka yang tidak berhasil 'terserap' dalam dunia kerja?

Apakah setelah pensiun hanya bisa berdiam diri dan pasrah? Apalagi mereka yang 'jobless' ini, bisa jadi tidak akan bisa bekerja di tempat lain akibat faktor usia. Lihat saja iklan lowongan kerja di media massa, biasanya mencari SDM yang berusia dibawah 25 tahun dan memiliki ijasah S1 dengan Ipk minimal 2.75. Tetapi, ada yunior saya berusia 23 tahun dan lulus dengan ijasah S1 yang ber-IPK 3.00, tetap saja sulit mencari kerja yang cocok sesuai disiplin ilmunya.

Fenomena yang biasanya terjadi, akhirnya mereka memilih untuk bekerja diluar displin ilmunya karena terpaksa. Fakta bahwa banyak lulusan PT yang tidak mandiri atau berjiwa 'entrepreneurship' memang benar. Mengapa begitu? Karena para mahasiswa hanya berkonsentrasi pada teori dan kasus, tetapi tidak dihadapkan pada kondisi realistis dilapangan. Mereka hanya mau bekerja menjadi seorang karyawan, bukan merintis suatu usaha yang menciptakan lapangan pekerjaan.

Mengapa tidak ada etos kewirausahaan dalam diri para lulusan PT ini? Apakah dengan hanya lulus SMA, seseorang bisa memiliki bekal yang cukup untuk terjun ke masyarakat? Oleh karena itu, Sekolah Kejuruan diharapkan dapat mengatasi kebuntuan lapangan pekerjaan ini. Tetapi itu saja belum cukup, karena kondisi pasar kurang menghargai mereka yang berpendidikan rendah. Suatu hal yang ironis, namun ini fakta yang terjadi.

Apakah sebegitu kejamnya dunia lapangan pekerjaan di Indonesia?? Ya! Namun, sekarang dibutuhkan solusi bagi upaya pengentasan pengangguran di tanah air ini. Kita dituntut untuk bisa 'survive' dalam kehidupan. Kalo tidak, kamu akan tersingkir dari 'arena pertarungan' ini. Nasib terburuk adalah nasibnya berakhir di penjara (karena berbuat kriminal), menjadi pria dan wanita penjaja cinta dan atau mengakhiri hidupnya (karena lemah kadar imannya).

Keyakinan dan usaha yang keras untuk bisa bersaing dalam percaturan kehidupan adalah sangat penting. Niat dan modal (entah itu berupa pikiran, tenaga maupun uang) juga dibutuhkan. Doa dan keimanan adalah benteng yang paling utama dalam bergelut dengan kendala dan tantangan di lapangan. Membangkitkan etos kerja untuk diri sendiri sekarang harus digiatkan.

Membuat lapangan pekerjaan adalah lebih mulia dibanding hanya mengejar pekerjaan yang tidak pasti dan makan 'gaji buta' di kantor anda yang sekarang. Gengsi dan prestise harus dikesampingkan, egoisme dan arogansi sebagai manusia yang sukses dan berhasil dipendam ke dalam tanah (karena anda tidak akan selamanya dalam posisi tersebut).

Mari saling membantu dan tidak menghina profesi orang lain. Karena anda sangat tergantung pada orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Anda membutuhkan orang lain untuk memakai jasa dan membeli produk yang anda tawarkan!! Tunjukkan kemampuan dan percaya diri, bangun optimisme untuk menuju masa depan yang lebih baik dari sekarang. Kehidupan yang lebih dinamis dan religius, membawa anda merasa lebih aman, tenang dan berkecukupan.

Apapun setiap bisnis yang ditawarkan orang lain, mungkin bukan yang terbaik untuk anda. Tidak ada salah dengan bisnisnya, jadi anda tidak usah menghujat mereka. Kalo anda percaya bahwa setiap bisnis ada sisi baik dan buruknya, maka niscaya anda akan sukses. Namun bila anda selalu menaruh curiga dan sinisme di awal bisnis, maka mungkin anda akan gagal oleh 'kelemahan' tersebut, bukan karena bisnisnya.

Satu yang terpenting, pelajari dan cari tahu apakah bisnis tersebut cocok untuk anda, bukan menaruh prasangka buruk terhadapnya. Kalo anda terjun ke suatu bisnis dan gagal, itu hal yang biasa. Kalo anda gagal dan mencoba lagi, itu bukan hal baru. Tetapi bila anda gagal, mencoba lagi dan kemudian sukses, itu baru luar biasa…

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...