Friday 12 November 2010

Welcome To A-RAYA Travel

Membangun Bisnis Dengan Banyak Cabang


Rasanya gak bisa dipungkiri, bagi sebagian besar pengusaha memiliki cabang di setiap sudut kota dianggap sebagai barometer keberhasilan usaha, setidaknya, pamor serta citranya akan terangkat. Tak heran jika ekspansi besar-besaran pun kerap dilakukan. Padahal, ada tahapan yang wajib dilalui sebuah usaha sebelum memutuskan untuk membuka cabang baru agar tak gampang goyah. Apa saja yang perlu dilakukan?

Memiliki banyak cabang usaha merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi seorang pengusaha, apalagi jika semua cabang yang didirikan menuai sukses seperti yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya justru banyak usaha yang tumbang akibat ekspansi gila-gilaan para pemiliknya. Banyak cerita bisnis yang kolaps gara-gara tak mampu mengendalikan laju pengembangannya yang sangat agresif.

Kalo kita amati bersama, ada beberapa usaha yang produknya justru sangat tergantung pada lokasi tempat usaha. Misalnya Brownies Amanda, Bika Ambon di Medan dan Roti Kartikasari di Bandung serta beberapa brand lainnya. Keterikatan beberapa produk tersebut tak lagi bisa dipisahkan dari kota dimana brand tersebut ditancapkan, bahkan mereka dianggap (bahkan meng-claimp) sebagai makanan khas yang hanya ada di sana. Alhasil jika beberapa contoh produk di atas membuka cabangnya di daerah Surabaya (misalnya) atau wilayah di luar kota-2 tersebut maka hampir diipastikan besaran omset yang diraupnya akan menyusup tajam.

Masih banyak contoh brand lainnya yang saya sendiri merasa gak perlu menyebutnya disini...
Fenomena tersebut lazim dialami oleh semua jenis usaha yang memiliki cabang.

Kalau kita inventarisir ada 4 faktor yang menjadi sebab sebuah cabang sulit berkembang.

Faktor pertama, biasanya adalah masalah lokasi yang senantiasa menjadi pokok masalah terhadap kuat tidaknya sebuah cabang usaha. Hal ini disebabkan karena konsumen memiliki keterikatan yang lekat dengan tempat usaha terdahulu akibatnya meski sudah ada cabang baru tetapi kepuasan rasa tidak bisa terpenuhi.

Faktor kedua adalah kemudahan, biasanya konsumen mencari makanan yang enak, murah dan mudah terjangkau. Sehingga ada rasa enggan untuk mencari lokasi baru yang belum terlalu familiar. Yang ketiga adalah komunitas, biasanya di sebuah tempat usaha yang ramai oleh pelanggan ada interaksi yang ketat antara pemilik dengan pelanggan. Saat ada cabang baru, komunitas yang sudah dekat ini memilih akan ke tempat lawas dibandingkan ke tempat baru, sebab belum tentu ia akan mendapatkan suasana seperti yang ia dapatkan di tempat yang lama.

Dan faktor terakhir adalah kurang kuatnya brand yang ditawarkan kepada konsumen. Sebab seringkali terjadi suatu makanan menjadi favorit hanya di suatu wilayah tetapi tidak di wilayah yang lain.
Pertanyaannya...kapan masa Ideal Perusahaan Memiliki Cabang ?
Sebenarnya tidak ada patokan yang baku kapan sebuah usaha boleh membuka cabang yang baru, yang terpenting system yang terbentuk harus kuat dulu. “Misalnya bagi perusahaan yang baru berdiri sebaiknya ditunggui sendiri, segala macam pelayanannya pun dikelola dan ditangani sendiri agar tahu bagaimana system manajemen yang baik, dan mampu mempertahankan usahanya tersebut tetap eksis. Ekspansi bisa dilakukan asal memegang prinsip kehati-hatian.

Tips Membuka Cabang Agar Tetap Eksis

Bagi Anda yang hendak membuka cabang, sebaiknya mengikuti petunjuk “ 5 S” di bawah ini, agar investasi yang sudah dikeluarkan tidak sia-sia dan cabang yang dibangun tetap eksis antara lain:

1). Standar Mutu

Standar mutu berhubungan erat dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk membuka cabang baru harus benar-benar dipersiapkan mulai dari bumbu, cara memasak hingga penyajian yang sama persis antara tempat usaha yang satu dengan tempat usaha yang lain. Salah satu caranya, jika jarak antara pusat dengan cabang berdekatan maka produk dapat dikirim, tetapi jika letaknya berjauhan maka harus mencari orang yang mampu melakukan pekerjaan dengan hasil serupa.

2.) Standar Pelayanan

Hal yang kedua adalah menyamakan standar pelayanan agar konsumen merasakan suasana yang sama saat ia menikmati produk di tempat yang satu dengan cabangnya di tempat lain. Pelayanan ini mulai dari cara melayani, seragam yang dikenakan, bahkan keramahan yang ditunjukkan sehingga konsumen tidak merasa asing untuk menikmati produknya.

3.) Standar Harga

Harga menjadi hal yang sangat penting bagi pengembangan usaha. Jangan sampai antara cabang yang satu berbeda harganya dengancabang yang lain padahal menu yang disajikan sama. Soal harga ini juga tidak boleh terpengaruh dengan lingkungan tempat usaha. Misalnya untuk lingkungan kelas jet set menggunakan harga yang tinggi dan kelas bawah menggunakan harga yang rendah.

4.) Standar Image

Jadi, cabang yang baru terbentuk menyesuaikan diri dengan tempat usaha yang lama. Ia juga wajib menjaga image yang sudah dicitrakan.

5.) Standar SDM

Maksudnya orang-orang yang bekerja antara tempat cabang yang satu dengan cabang yang lain memiliki keahlian dan kemampuan yang relatif sama sehingga produk yang dihasilkan pun bisa serupa. Pun, masalah pengelolaan manajemen dan marketing, menggunakan sistem yang sama.

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...