Wednesday 10 November 2010

PHK...Musibah atau Berkah ?

Welcome To A-RAYA Travel

“Kalau ternyata nanti saya di PHK, mau usaha apa ya?” Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh sebagian karyawan yang perusahaannya sudah mulai gonjang-ganjing. Tapi kalo buat saya, ungkapan di atas tadi bukan pertanyaan. Tetapi lebih mirip sebuah keluhan. Dengan usia yang tidak lagi muda, untuk mendapatkan pekerjaan bukanlah perkara gampang. Maka tidak heran, bila kekhawatiran itu terus membayang.

Apakah kita akan melakukan wirausaha setelah di PHK ?

Ya, aktivitas itulah yang selalu terbesit pada kebanyakan orang. Mengambil jalan pintas. Di PHK, mendapat pesangon, kemudian menggunakannya untuk modal usaha. Mudah bukan ?
Padahal, dalam realitasnya tidak selalu semudah itu. Saya ingin berbagi cerita dengan pengalaman teman saya setelah mengalami PHK beberapa bulan yang lalu, saat itu dia mengaku menggunakan sebagian besar uang pesangon untuk usaha. Akhirnya, pesangon habis, dan binis yang dia bangun gulung tikar.

Bagaimana tidak habis, pada awal-awal didirikan, dia belum mendapatkan penghasilan dari bisnis itu. Sementara keluarga nya tetap butuh makan, biaya sekolah anak, dan sebagainya. Mau nggak mau, ya, uang pesangon itu yang terpakai hingga kemudian habis.

Kisah temen saya ini mungkin ngga sendirian. Banyak contoh kasus yang lain. Ada kecenderungan, pekerja/buruh yang mulai membangun usaha, justru ketika di PHK. Tidak sepenuhnya salah, memang. Hanya saja, pilihan ini sangat beresiko. Akan lebih baik, jika buruh memulai bisnisnya ketika masih bekerja. Teorinya adalah, sebelum bisnis itu menghasilkan, si pekerja tadi masih mempunyai penghasilan untuk menutup kebutuhannya sehari-hari.

Harus diakui, pilihan berbisnis bagi pekerja masih rendah. Masyarakat kita masih senang dengan hal-hal yang simbolik. Misalnya, mereka akan dengan bangga mengatakan, saya bekerja di perusahaan multinasional berasal dari Jepang, dengan upah yang baik dan mendapatkan pensiun. Seorang teman saya pun ketika saya masih bekerja di perusahaan automotive – pernah mengatakan, biasanya orang tua akan merasa bangga menceritakan anaknya yang baru menyelesaikan studinya berhasil diterima sebagai karyawan di sebuah perusahaan ternama.

Saya tidak mengatakan itu salah. Betapapun, mereka patut mendapat apresiasi. Setidaknya bila dibandingkan dengan mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.

Mari kita lihat, apa reaksi masyarakat ketika menilai profesi seperti orang yang jualan beras, jualan bakso, atau tukang jahit? Orang tua, masih kata teman saya tadi, tanpa semangat akan mengatakan, ”oh anak saya jualan Beras di Pasar Kemis....” Mereka beranggapan, pekerjaan itu, tidak istimewa. Pekerjaan rendahan. Sekolah tinggi-tinggi kok jualan beras? Dan yang pasti, tidak masuk kriteria ibu-ibu yang sedang mencari calon menantu! ( Nah lho, apa hubungannya ? hehehe )

Padahal, hitung saja penghasilannya, jika dia mampu menjual beras setengah ton setiap hari ? Jika si tukang bakso tadi mampu menjual 1.000 mangkok per harinya ? Atau si Tukang Jahit yang ordernya laris manis bak kacang goreng ?

Bila dibandingkan dengan seorang buruh, yang selalu mengeluh kehabisan uang ketika tanggung bulan, orang-orang tadi bukan tandingannya. Mau gaji berapapun, tak jadi soal, sebab mereka sendiri yang membuat slip gajinya. Mau berapa jam dalam sehari dia bekerja, terserah..lha wong dia yang punya. Mau tempat kerja yang nyaman, tinggal pasang AC. Liburan kapan saja, dan membayar lulusan Academy Secretary terbaik untuk kelancaran administrasi usahanya. Bagaimana tidak ? Sehari laku 1.000 mangkok bakso!

Kembali ke kasus teman saya tadi..., ketika dia di PHK dari perusahaan automotif tadi, dan belum memiliki wirausaha sendiri, kebenaran itu terbukti dengan sendirinya. Sementara kebutuhan tidak kenal kompromi. Harus dipenuhi. Seandainya dulu dia memulai usaha, ketika masih bekerja....?

Tidak mudah memang, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Sebab diluar sana, banyak orang yang bisa melakukan konsep di atas, dan banyak yang terbukti sukses. Oleh karenanya, pilihan selanjutnya adalah bukan bisa atau tidak bisa. Tetapi mau memlakukannya atau tidak?

No comments:

Post a Comment

Tidak diperkenankan memberikan komentar yang bersifat mendeskriditkan pihak lain, berbau SARA dan atau hal-hal yang bisa merugikan orang lain

Tangisan Rasulullah untuk Pria Ini Mampu Guncangkan Arsy

Pusat Tiket, Tour, Umrah dan Haji Khusus Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling sempurna keimanannya kepada Allah SWT. Sama seperti...